Menciptakan Budaya Positif dengan Menanamkan Keyakinan Kelas pada Anak Tuna Rungu Kelas 4 SLB B Pawestri Jaten Karanganyar

 Aksi Nyata Modul 1.4

Menerapkan Budaya Positif di Kelas 4 SD

SLB B Pawestri Jaten Karanganyar

                                                                    Oleh:

Fuji Harjanti,S.Pd

( Kepala Sekolah SLB B Pawestri Jaten Karanganyar )

CGP Angkatan 4

Kabupaten Karanganyar




    Sebagaimana sekolah-sekolah pada umumnya bahwa untuk membangun budaya yang positif pada anak tunarungu ,sekolah perlu ,menyediakan lingkungan yang positif,aman, dan nyaman sehingga murid-murid mampu berfikir, bertindak,dan mencipta dengan merdeka, mandiri,dan bertanggung jawab.

    Menciptakan lingkungan yang positif pada sekolah akan mudah terwujud manakala ada lingkungan yang positif di dalam kelas. Karena murid-murid yang berada pada lingkungan kelas yang positif tersebut ketika keluar ke lingkungan sekolah tentunya akan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang positif.

    Dengan keyakinan bahwa untuk mencapai tujuan pada lingkungan  yang besar maka seharusnya dimulai dari lingkungan yang lebih sempit terlebih dahulu. Maka untuk menciptakan  lingkungan sekolah yang positif harus dimulai dengan mewujudkan lingkungan kelas yang positif.

    Menanamkan sebuah budaya positif bagi anak tuna rungu adalah suatu usaha yang memerlukan strategi khusus agar anak tuna rungu memahami dengan baik tentang  apa itu budaya positif sekolah. Sebuah pembiasaan baik merupakan cara yang efektif untuk menanamkan budaya yang positif pada anak tunarungu.Tentunya untuk menanamkan pembiasaan-pembiasaan yang baik diperlukan tauladan yang baik dari seorang guru. Untuk memastikan anak sudah melakukan pembiasaan baik tentunya diperlukan sebuah pengawasan yang lebih insentif dari seorang guru.

    Tetapi apakah seorang guru akan sanggup mengawasi anak didiknya selama anak di sekolah secara konsisten? Tentunya tidak mampu. Dan sesuai dengan paparan Dr.William Glasser dalam  control theory bahawa “ Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya.Semua perilaku memiliki tujuan,bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai”

    Dari pernyataan di atas dapat kita fahami bahwa sebuah pengawasan dirasakan kurang efektif untuk menanamkan pembiasaan-pembiasaan yang baik bagi anak tuna rungu yang tujuan akhirnya untuk memahamkan anak tentang budaya positif di kelas.

    Sebuah pengawasan lebih cenderung menuntut anak untuk melakukan sebuah peraturan. Peraturan cenderung memaksa anak melakukan sesuatu walaupun kadang tidak sesuai dengan diri anak. Mungkin anak mau melakukan hal tersebut karena motivasi dari seorang guru.Motivasi inilah yang disebut motivasi ekstrinsik.Motivasi ekstrinsik kadang tidak berpengaruh manakala anak menyadarinya dan mereka akan menolak bujukan maupun motivasi untuk dirinya.

    Menurut Gossen (1998) suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam,atau memotivasi secara instrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya,daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan.

    Demikian juga dengan anak tuna rungu,mereka perlu memahami dan mendalami sebuah keyakinan daripada hanya selalu diawasi dalam menjalankan sebuah peraturan.Maka perlunya anak diajak untuk bercakap dari hati ke hati sehingga sebuah keyakinan kelas bisa tertanam dalam diri anak tuna rungu yang pada akhirnya menjadi nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama di dalam kelas mereka masing-masing.  

A.    Bagaimana merencanakan untuk menanamkan keyakinan kelas untuk Anak Tuna Rungu

1.    Mengajak semua warga kelas untuk berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat dengan mensuasanakan anak dalam sebuah percakapan dari hati ke hati, guru bisa memberi stimulasi dengan bertanya apa saja yang membuat kalian senang dan nyaman di dalam kelas.

2.    Membuat keyakinan kelas yang tidak terlalu banyak,sehingga mudah diingat dan difahammi.

3.    Kalimat yang dibuat menjadi keyakinan kelas cukup singkat dan jelas disertai dengan gambar-gambar untuk memperjelas keyakinan kelas.

4.    Keyakinan kelas adalah sesuatu yang benar-benar  yang dapat diterapkan di lingkungan kelas.

5.    Memasang poster tentang keyakinan kelas tersebut dengan tulisan dan gambar yang jelas.

6. Mengajak murid untuk mengingat keyakinan kelas di awal pembelajaran sehingga secara otomatis tertanam ke diri anak nilai-nilai keyakinan kelas.

7.  Meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu,jika keyakinan kelas yang sudah disusun sudah menjadi nilai pada anak bisa ditambah dengan keyakinan kelas yang baru.

B.     Tujuan dibuat keyakinan kelas

1.   Membangun motivasi instrinsik bagi anak  tuna rungu sehingga muncul kesadaran diri bagi mereka untuk melaksanakan keyakinan kelas.

2.      Menciptakan suasana yang positif,aman,dan nyaman di dalam kelas sehingga anak bisa berfikir secara merdeka,mandiri, dan bertanggung jawab

3.      Menciptakan suasana merdeka belajar sehingga anak berani mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya dengan cara mereka dan kita sebagai guru bertugas untuk membahasakan ungkapan anak tersebut.


Beberapa praktik penanaman keyakinan kelas pada anak tuna rungu di kelas 4

SLB B PAWESTRI JATEN KARANGANYAR 

1.      Memasang poster keyakinan kelas agar mudah diingat anak


2.      Mengingatkan kembali keyakinan kelas setiap pembelajaran akan dimulai

  



3.      Memotivasi siswa lebih semangat belajar



4.      Membangun suasana yang akrab dalam pembelajaran untuk memupuk perasaan murid menyayangi guru dan sebaliknya


5.      Membangun perasaan murid  bahwa lingkungan kelas yang bersih itu nyaman untuk belajar



6.      Mengingatkan kembali keyakinan kelas untuk menciptakan suasana kelas yang bersih melalui penerapan segitiga restitusi


7.      Memotivasi murid untuk saling menyayangi teman-teman baik ketika pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas



 

8.      Mengingatkan kembali akan nilai saling menyayangi teman ketika ada 2 siswa yang berselisih melalui praktik penerapan segitiga restitusi

Terima Kasih


Sumber : https://nurrohmanfamily2006.blogspot.com

Komentar